Monumen MBKD

Monumen Markas Besar Komando Djawa

Wisata Pemandian Air Panas

Tempat Wisata Pemandian dan Pengobatan Alami dari Sumber Mata Air Cipanas

Lambang Desa Subang Kuningan

Lambang dan Slogan Desa Subang Kuningan

Peta Wilayah Desa Subang

Peta Wilayah Desa Subang dan Kecamatan Subang Kab. Kuningan

Masjid Attaqwa

Mesjid Agung Attaqwa Desa Subang Kec. Subang Kab. Kuningan

Kamis, 30 April 2009

PUTRA ASLI KUNINGAN



Menurut silsilah Agum gumelar,yang berdarah Kuningan ternyata mempunyai keturunan darah biru dari bangsawan kerajaan Mataram juga mempunyai kaitan emosional dengann Sunan Kudus.

Kebanggaan bagi masyarakat kuningan pun bertambah meski Agum gumelar beraktekan kelahiran Tasikmalaya tapi memang ia pituin orang kuningan .Jika Sekarang menjadi panutan atau publik Pigur masyarakat sunda.

Mbah buyut Agum Gumelar bernama KI Ageng Suradipa atau disebut Bapak Gede merupakan Cucu dari Sunan Kudus.Sunan Kudus sudah diketahui masyarakat Indonesia .beliau adalah wali yang menyebarkan Agama Islam ditatar jawa bersama Wali Sanga lainya.

Ki ageung Suradipa menikah dengan Anaknya Wirananggapati yang merupakan keturunan Raja mataram.Hasil Perkawinan Ini melahirkan Anak diantaranya Raksamanggala.Tempat Tinggal Ki Ageung Suradipa dan Anaknya Wirananggapati tidak diperoleh keterangan.

tetapi keturunannya Raksa-manggala keberadaanya dapat ditelusuri didaerah Subang ( Kecamatan Subang ).



Keberadaan Raksamanggala secara Tiba-tiba bumen-bumen didaerah subang merupakan Catatan tersendiri.



Jika kita memasuki wilayah kebatinan kasundaan jaman dahulu .maka keberadaab Raksamanggala didaerah subang dapat dipahami bahwa pada jaman kerajaan sunda setelah pergantian antara sri baduga maharaja Raja Agung Prabu siliwangi menyerahkan tahtanya Kepada keturunannya ,ter-jadi perebutan kekuasaan.Perebutan Kekuasaan ini dimanfaatkan oleh oleh kerajaan Mataram untuk menguasai daerah Pasundan ,Saat Pasundan di-kuasai mataram itulah terjadi mig-rasi (perpindahan) Pendu-duk.Ini kemungkinan perta-ma .

Kemungkinan Keduanya adalah adalah sewaktu raja galuh Kerajaan-galuh masih berdiri selalu melakukan hubungan dagang dengan pihak kerajaan yang ada di timur.

Sehingga terbentuk lintas perdagangan antara jawa dengan Galuh .Lintas perdagangan ini ialah cibingbin ,Ciwaru dan Subang .Lintas perdagangan ini dapat juga membuat raksa-manggala merasa kerasan tinggal di subang yang memang mempunyai putra diantaranya Ismail Raksasantika.Ismail Raksas-santika menikah dengan Ibu Rawi yang berasal dari Desa Cipakem Lebakwangi dan tinggal di Subang .dari pernikahan ini melahirkan keturunan diantaranya H.Mu-ksin Suriasantika.Muksin Su-ria santika menikah dengan Hj.Tien R asal Bandung.

Dari pernikahan itu melahirkan Anak sembilan ,sedangkan Agum Gumelar merupakan anak kedua .kelahiran agum berada diTasikmalaya ,ketika Muksin surasantika menjabat sebagai kepala statsion di Tasikmalaya.

Kepedulian Muksin Suria santika terhadap nilai-nilai perjuangan bangsa dan negara sangat tinggi ,ketika pasukan Siliwangi melakukan long Marc ke Yogyakarta karena ibu kota indonesia indonesia pada waktu itu pindah ke Jogja rumah kediamanya direlakan untuk basis pasukan Siliwangi.

Selasa, 28 Oktober 2008

Tarian Rudat, Masihkah bertahan ?

Kesenian "RUDAT" adalah salah satu kesenian khas desa Subang Kec. Subang Kab. Kuningan . Awal kisah tarian RUDAT ini diperkenalkan oleh penduduk subang yang menuntut ilmu agama Islam di pesantren Kuningan, sepulangnya mereka dari menuntut ilmu disana mereka juga memperkenalkan kesenian tari ini kepada warga Subang

Dalam perkembangannya Kesenian Rudat ini sempat mendapat tempat di hati masyarakat Subang dan sekitarnya, apalagi pada sekitar era tahun 80-an, Rudat sempat menjadi Kesnian Favorit bagi warga masyarakat subang, bahkan pada saat itu semua kalangan sangat menyukai Rudat, dari mulai anak-anak, remaja Hingga orang Tua, hampir setiap ada peringatan hari besar keagamaan, di setiap Mushola-mushola yang berada di wilayah Desa Subang, mengadakan Kesenian Rudat. pada peringatan Isra Mi'raj misalnya, Kesenian Rudat ini selalu dilaksanakan, dan pada Isra Mi'raj di Desa Subang juga punya Ciri Khas, yaitu dengan disajikannya "WEDANG KONENG", Papais, Buras , opak, simpring, ranginang dan semacamnya

Lain lagi pada saat peringatan Maulid Nabi, Kegiatan Kesenian Rudat ini disetai dengan jamuan, SANGU KONENG, dan terutama yang harus ada yaitu "CAU" (Pisang), bahkan untuk menyediakan pisang ini, masyarakat menyumbang cau "Saturuy", yang biasanya seminggu sebelum acara Maulid Nabi dilaksanakan ada acara masal "MEUYEUM CAU" atau mematangkan pisang dengan cara dikubur dalam satu lubang berukuran sekitar 1 x 1 meter lalu "diempos" atau diasapin, dan ketika acara peringatan Maulid tiba, maka babak selanjutnya adalah "Ngaludang Cau" atau membongkar pisang yang sudah matang.

Malam harinya setelah acara peringatan Maulid Nabi yang biasanya diisi dengan ceramah dan Khatam Alqur'an, diteruskan dengan acara RUDAT, Kesnian Rudat ini dilengkapi dengan seperangkat alat musik tabuh, yaitu "Genjring yang dimainkan oleh 5 orang dan 1 buah Jidor(beduk kecil)" dan disertai dengan Alunan puji2an yang dilantunkan oleh para pemain rudat, awalnya Rudat ini dimainkan "DUA BABAK" yaitu babak pertama Rudat dengan posisi duduk, dan babak kedua yaitu "RUDAT NANGTUNG" (Rudat dengan posisi berdiri). Namun pada era-era berikutnya hanya dilakukan Rudat dengan posisi duduk.

Ada yang menarik dari tarian rudat ini , biasanya pada akhir babak tarian rudat ini ada beberapa pemain Rudat yang "NYANDING" (Kesurupan),

ini diakibatkan oleh pemain Rudat tersebut terlalu larut menikmati tarian rudat, namun ada yang menyebutkan bahwa NYANDING tersebut disengaja oleh salah seorang yang bisa memasukan "roh gaib" ke dalam pikiran si pemain (Wallahualam).

Namun menurut pemantauan saya, Kesenian Rudat di Desa Subang, sudah kurang dilirik, mungkin banyak sekali faktor yang menyebabkannya, mulai dari tidak adanya generasi penerus yang mau belajar kesenian ini, warga yang banyak merantau, sampai dengan jenis-jenis kesenian yang lebih modern.

Akankah Rudat bisa berkembang kembali di Subang ???